5 Teori Fraud

1.       Fraud Triangle Theory
Ada 3 hal yang mendorong terjadinya sebuah upaya fraud, yaitu pressure (dorongan), opportunity (peluang) dan rationalization (rasionalisasi), sebagaimana dijelaskan pada gambar  dibawah ini:


     

a.       Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk dan gaya hidup mewah. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah financial. Tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh kekerasan.
b.      Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya desebabkan karena internal control satu organisasi yang lemah, kurang pengawasan, dan atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan prosese, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.
c.       Rationalization merupakan elemen yang paling penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya :
·         Bahwasanya tindakanya untuk membahagiakan keluarga atau orang-orang yang dicintainya.
·         Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan lebih dari yang telah didapatkan sekarang (gaji, posisi, promosi).
·         Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa jika tidak mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.

2.       Fraud Diamond Theory
Dalam kenyataannya ada satu faktor lain yang perlu dipertimbangkan, yaitu individual capability. Individual capability adalah sifat dan kemampuan pribadi seseorang yang mempunyai peranan besar yang memungkinkan untuk melakukan suatu tindak kecurangan. Individual capability mempunyai beberapa komponen kemampuan (capability) untuk menciptakan fraud yaitu:
·         Adanya posisi atau fungsi seseorang dalam perusahaan
·         Kecerdasan
·         Tingkat kepercayaan diri atau ego
·         Kemampuan pemaksaan
·         Kebohongan yang efektif dan kebebasan terhadap stress


Fraud Diamond merupakan adanya sifat-sifat dan kemampuan individu memainkan peran utama dalam terjadinya fraud. Kecurangan-kecurangan besar tidak akan terjadi tanpa orang-orang yang memiliki kemampuan individu/capability. Walaupun peluang (opportunity) membuka jalan untuk melakukan fraud yang intensif dan melakukan rasionalisasi dapat menarik orang kearah itu tapi seseorang harus memiliki kemampuan untuk melihat celah dalam melakukan fraud sebagai kesempatan untuk mengambil keuntungan dari itu, tidak hanya sekali, tetapi secara terus menerus. Dengan demilkian fraud terjadi karena adanya kesempatan untuk melakukanya dan kemampuan individu yang mampu merealisasikanya. Intinya Fraud Diamond adalah alasan seseorang yang melakukan fraud karena danya kesempatan, tekanan dan rasionalitas dimana ketiga alasan tersebut dapat terjadi jika seseorang memiliki kemampuan  (capability). The Fraud Diamond ini yang menjadi alasan seseorang melakukan kecurangan terhadap laporan keuangan (Financial Statement).

3.       Fraud Pentagon Theory (Crowe’s Fraud Pentagon Theory)
Teori terbarukan yang mengupas lebih mendalam mengenai faktor-faktor pemicu fraud adalah teori fraud pentagon (Crowe’s fraud pentagon theory). Teori ini dikemukakan oleh
Crowe Howarth pada tahun 2011. Teori fraud pentagon merupakan perluasan dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh Cressey. Dalam teori ini Howarth menambahkan dua elemen fraud lainnya yaitu kompetisi dan arogansi (competence and arrogance).
  
                      
Kompetensi (competence yang dipaparkan dalam fraud memiliki makna yang serupa dengan kapabilitas atau kemampuan (capability) yang sebelumnya dijelaskan dalam teori fraud diamond. Kompetensi atau kapabilitas merupakan kemampuan karyawan untuk mengabaikan control internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan mengontrol sistuasi sosial untuk keuntungan pribadinya. Menurut Crowe, arogansi adalah sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa control internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya.

4.         Fraud Scale Theory
       Teori Fraud Scale dicetuskan oleh Dr.Steve Albrecht. Menurut Albrecht 3 faktor penyebab seseorang melakukan fraud atau kecurangan dilihat dari karakteristik khusus menurut teori fraud scale adalah
a.       Hidup di luar kemampuan mereka
b.      Keinginan yang besar untuk keuntungan
c.       Hutang pribadi yang tinggi
Sedangkan faktor resiko terjadinya fraud menurut teori ini adalah dikarenakan terlalu besar dalam menaruh kepercayaan kepada karyawan serta lemahnya pengendalian dari atasan.  Kecurangan paling sering terjadi ketika (i) tekanan pada situasi sangat  tinggi, (ii) Integritas pribadi yang rendah, serta (iii) adanya kesempatan atau peluang yang tinggi untuk melakukan fraud.

              


5.         White Collar Crime Theory
Kejahatan kerah putih adalah kejahatan tanpa kekerasan yang dilakukan oleh pelaku bisnis dan pemerintah profesional. Dalam kriminologi, istilah ini pertama kali didefinisikan oleh sosiolog bernama Edwin Sutherland pada tahun 1939 sebagai "kejahatan yang dilakukan oleh orang yang mempunyai kehormatan dan status sosial yang tinggi di masa pendudukan nya".  Ciri khas dari kejahatan kerah putih yaitu penipuan, penyuapan, skema Ponzi, insider trading, pemerasan tenaga kerja, penggelapan, cybercrime, pelanggaran hak cipta, pencucian uang, pencurian identitas dan pemalsuan. Teori dasar diferensial dari white collar crime theory adalah sebagai berikut :
·         Kejahatan yang dipelajari
·         Tidak dipengaruhi oleh faktor genetik
·         Dipelajari dari kelompok pribadi yang intim






CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top